Senin, 05 Desember 2011

Kegamangan Ditengah- tengah Perubahan

Akhir tahun 2011 sudah didepan mata. Suatu perjalanan panjang selama setahun yang melelahkan. Betapa tidak, banyak peristiwa terjadi, baik diluar negeri, maupun didalam negeri, yang berskala besar dan kecil semuanya telah berlalu bagai hembusan angin yang datang dan pergi tanpa meninggalkan pesan bermakna.

Pergolakan kebangsaan di beberapa negara Arab dikawasan Timur Tengah mengkerucut relatif tenang menuju cita yang ditujunya. Meski terkesan mengakibatkan terjadinya keadaan yang tidak menentu disana. Namun keadaan bisa lebih kondusif bila dibanding sebelumnya. Demikian juga yang terjadi didalam negeri ini. Pertentangan pendapat dan adanya aksi teroris, yang sempat membuat makin carut marutnya keadaan, berkat kesadaran berbangsa dari elit politik dan kesigapan aparat yang berkopenten, tiba- tiba kini mereda. Biarlah semua itu terjadi, kalau memang harus terjadi. Demi sebuah perjalanan menuju kekeadaan yang lebih baik dan kondusif.

Secara implisit, semua persoalan berpusat pada ketidak seimbangan antara kekuatan- kekuatan sosial ekonomi dan politik yang ada. Bertubrukannya antar kepentingan kelompok masyarakatnya. Membuat gambaran peta lama menggores kembali. Makin tampaknya perbedaan pandangan yang menajam antara kaum kapitalis yang individualis dengan sosial- kemasyarakatan yang hidup secara harmonis. Jurang pemisah sikaya dan simiskin yang makin menganga. Kelompok yang kuat memakan kelompok yang lemah. Penindasan- penindasan kemanusiaan.

Semua hal yang telah terjadi itu, kini sudah saling tersadari. Sudah saling terseleksi.oleh pemahaman berdasarkan logika mana agar cara hidup bermasyarakat dan bernegara itu dipandang lebih sesuai. Dimasa- masa mengadakan pilihan cara hidup inilah maka seakan- akan semua dirasa mengambang atau tidak menentu.

Disaat keadaan gamang dan sarat kemungkinan terjadi perubahan seperti sekarang ini, masyarakat yang tetap mempertahankan ketertiban dalam menjalani aktivitas kegiatan pergaulannya, akan tetap eksis dalam berproses menuju upaya kreatif dan inovatif melakukan perbaikan- perbaikan sistim yang ada disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan yang berkembang. Jadi ketertiban ditengah- tengah masa pancaroba jika dipertahakan akan melahirkan keadaan baru yang lebih sesuai. Sebaliknya apabila tidak dilakukan itu, niscaya akan menimbulkan kekacauan yang lebih parah, yang pada gilirannya akan memperpanjang terjadinya masa yang mengambang.

Demikianlah kiranya, bahwa semoga saja bangsa kita ini segera menemukan konsep yang lebih sesuai sebagaimana yang diamanahkan dalam UUD 1945 dan Pancasila. Tinggal apakah kita mau atau tidak melaksanakannya.     







Kamis, 17 November 2011

Obama Juga Putra Indonesia

Ketika mendengar Barak Obama menjadi presiden di negeri Adi Daya, orang Indonesia serta merta ikut berbangga hati. Ini membuktikan kalau dalam diri Obama pasti ada sangkut paut dengan negeri Indonesia. Ternyata memang benar, bahwa ia adalah juga termasuk putra- putri Indonesia. Masa kecilnya dan sekolah SD nya di Indonesia. Bermain dengan teman- teman kecilnya ya di Indonesia. Tidak salahlah jikalau Obama disebut putra Indonesia yang menjadi presiden dinegara paman Sam. Apalagi profil wajahnya familier banget dengan wajah Indonesia, sampai- sampai kembaran wajahnya -- wajah yang mirip Obama -- ada dinegeri kita.

Makanya oleh karena itu pernah Obama menyatakan rindu akan negeri Indonesia. Dan entengan kalau diundang oleh kita, untuk berkunjung. Entah itu urusan dinas atau pribadi, yang jelas ia antusias sekali kalau diajak bicara tentang Indonesia.Kalaupun ia tak bisa datang, itu oleh karena protokoler saja. Karena selaku orang nomor satu negeri Adi Daya, tak kan dapat sembarangan berjalan keluar seperti orang biasa.

Hari- hari ini ia berkunjung ke Indonesia lagi, memenuhi undangan KTT Asean di Bali. Hmm.. pasti dia akan pesan lagi masakan kesukaan masa kecilnya, Bakso.

Ya!, kita memang patut berbangga, mempunyai saudara seperti Obama. Penampilannya selalu tampak lues dan familier. Kepribadiannya akan menginspirasi semua saudaranya di Indonesia. Kecerdasannya juga akan menular kepada kita. Selamat dan sukses wahai Obama! Semoga dunia ini tetap stabil, aman dan damai dibawah tampuk pemerintahannya. Kau adalah Barometer dunia.









Minggu, 13 November 2011

Mengantisipasi Datangnya Musim Hujan

Terkadang oleh karena kesibukan sehari- hari yang padat, menjadikan kita lupa membenahi keadaan rumah dan sekitarnya terkait dengan akan datangnya musim hujan. Aku sendiri hampir lupa, kalau tidak melihat seorang tetanggaku yang dengan rajinnya, mengeruk tanah endapan yang menumpuk di got saluran dimuka rumahnya.

Selain membersihkan saluran air dari endapan lumpur dan pasir, juga dari sampah- sampah dan kayu ranting yang biasanya dibuang oleh orang begitu saja tanpa sadar akan mengakibatkan tersumbatnya saluran/ selokan air. Pokoknya kita mesti harus mengontrol semua kemungkinan yang merugikan akibat adanya hujan dan banjir.

Baru- baru ini, atap rumahku juga banyak yang bocor akibat kemiringan genting yang terlalu landai. Sedangkan musim hujan sudah didepan mata. Bahkan sudah sering turun hujan deras. Wah... diganjal sana sini, masih saja ada yang bocor. Sementara untuk mengganti atap selain khawatir turun hujan juga karena biayanya kurang. Untungnya ada simpanan sedikit dari orang belakang, untuk menambah biaya perbaikan atap.

Kini atap rumahku sudah terbebas dari kemungkinan kebocoran air hujan. Namun dari arah samping ada yang luput pengamatan. Sistem Talang Air Hujan kurang berfungsi dengan baik karena salah konstruksinya ketika membuatnya dulu. Sebagiannya karena lapuk. Lalu main akal- akalan saja dulu, pokoknya air hujan bisa diarahkan.

Begitulah aku dalam mempersiapkan rumah dan sekitarnya untuk mengantisipasi datangnya musim hujan tahun ini. Mungkin Anda dan teman- teman lain juga sama, atau memang sudah tidak perlu khawatir lagi karena rumah sudah mapan dan siap menghadapi musim hujan. Ok.. sukses.


Selasa, 08 November 2011

Uneg Uneg

Apa ya arti kata uneg- uneg itu. Kata ini berasal dari bahasa Jawa. Mungkin artinya perasaan hati yang terpendam kale. Atau suasana batin yang sedang banyak menyimpan perasaan hati. Menyimpan pikiran- pikiran yang menyesak tak dapat dikeluarkan, karena sengaja ditahan- tahan dan akhirnya membuat pikiran dan perasaan hati tidak tenang. Menjadi seperti orang gelisah. Yah.. pokoknya begitulah penampilan orang yang menyimpan uneg- uneg tapi tidak dikeluarkan.

Pada keadaan seperti ini, biasanya orang terus pingin curhat. Ada yang memang bisa spontan kepada siapa saja ia menumpahkan perasaannya. Nerocos tanpa bisa direm. Umpama motor gitu blong remnya. Hehe ...

Tapi ada juga lo, malah banyak mungkin yang justru tidak bisa mengeluarkan secara terus terang. Bicara curhat secara lepas kayak yang pertama tadi. Ceplas ceplos.. tak peduli itu rahasia atau tidak. Open Baar. Kalau orang yang satu ini malah kebalikannya. Lebih banyak diamnya dari pada ngomongnya. Uneg- unegnya dipendam terus. Lama- lama merasa tertekan. Dan mungkin orang begini ini yang dimaksud  yang sedang menderita batin.

Entahlah karena faktor apa, orang menjadi pendiam dan menekan perasaan hatinya dalam- dalam. Perasaan dan pikirannya disimpannya sendiri. Uneg- uneg tidak dikeluarkannya. Kata orang keadaan seperti ini adalah tipe makan hati. Bicara kedalam, berdialog sama sendirinya secara bayangan. Berbicara dialam pikirannya sendiri.

Mungkin orang yang sulit mengeluarkan uneg- uneg itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti misalnya rasa malu, merasa gengsi, atau memang ada kecenderungan pengaruh dimasa kanak- kanak dulu. Dimana budaya tabu bila ada anak atau orang yang banyak ngomong dianggap anak kurang ajar oleh para orang tua jaman dulu. Anak tidak tahu adat. Akibatnya, setelah besar dan menjadi orang akhirnya sulit menyalurkan uneg- unegnya.

Terus apalagi lagi yang bisa kukatakan disini, haha.. jangan- jangan aku ini lalu terkena juga, tidak bisa mengeluarkan uneg- uneg. Yah.. uneg- uneg, begitulah ceritanya, selintas tentang uneg- uneg. Uneg- uneg yang dipunyai oleh semua orang kurasa. Jadi universal sifatnya.

Pengelolaan uneg- uneg ini yang penting. Bagaimana uneg- uneg bisa tersalurkan dengan lancar. Sebab pada kenyataannya, banyak uneg- uneg sering mencitakan suatu ide luar biasa dan tidak diduga sebelumnya.

Jadi aku kira uneg- uneg ini, perlu dibuatkan saluran.

Kapan- kapan kita konsultasi aja ama pakarnya uneg- uneg, ya siapa lagi kalau tidak para psikolog itu. 

Tapi bagi aku, penyaluran uneg- uneg ini, yang paling tepat yang uda aku lakukan selama ini adalah ngeblogger. 

lMenyalurkan uneg- uneg lewat Blog dan tentunya juga lewat jejaring sosial seperti FB, Twitter dan lain- lain. :) 







Rabu, 19 Oktober 2011

Pembangunan yang Tersendat

Puncak kesuksesan itu bertingkat bagai anak tangga, tak pernah pepak diatasnya. Selalu saja ada yang kurang yang harus dicapai untuk meraih kesuksesan berikutnya. Hal ini dialami sepenuhnya oleh Bangsa Indonesia.

Sarana dan prasarana pembangunan fisik dilakukan semenjak awal merdeka sampai sekarang sudah 60 tahun lebih, belum juga selesai seluruhnya. Mungkin karena luasnya area negeri kita tercinta ini. Atau mungkin karena realisasi perencanaannya yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Atau mungkin karena perencanaannya yang terlalu tinggi dan tak seimbang dengan kemampuan implementasinya. Atau mungkin karena memang pembuatan perencanaannya yang tidak jelas sehingga sulit untuk dijabarkan dalam tataran pelaksanaannya.

Atau bisa saja mungkin karena undang- undang yang ada kurang bersifat operasional. Atau mungkin juga karena PP dan juklaknya yang tidak fokus alias kurang jelas dan sinkron satu sama lain, sehingga mengakibatkan salah penapsirannya. Atau mungkin karena Standar Operation Prosedurnya (SOP) belum dibuat secara lebih kongkret, mengakibatkan ragu- ragunya tim pelaksana pembangunan.

Hal- hal tersebut diatas menjadikan jalannya pembangunan menjadi tersendat- sendat, sehingga memakan waktu lama tidak segera dapat di realisasikan apa yang sesungguhnya sudah lama hendak dibangun. Padahal yang dibangun itu semestinya bukan saja masalah pembangunan fisik saja, juga yang non fisik mendera menjadi kebutuhan yang mendesak.

Sementara itu, pengetahuan dan keterampilan serta kharakter- jiwa  membangun bangsa ini selalu saja dipertanyakan. Mengapa banyak rencana yang mengambang dalam pelaksanaannya. Anggaran sudah disediakan namun yang terserap cuma sedikit, sekira hanya 20 %- nya saja. Mengapa?

Sampai dengan titik klimaknya ditahun 2011 ini, terjadi pergantian- pergantian personil lagi karena dianggap kurang bisa menjalankan rencana yang sudah ada. Atau sesungguhnya ada sesuatu yang salah (Some things wrong) atau seperti apa yang disebut- sebut oleh para pengamat bahwa ada salah asuh dinegeri ini.

Hmm.. apapun kendala dan hambatan yang ada, waktu terus berjalan sesuai peredarannya. Dulu ditahun 2000 an, ada yang membandingkan bahwa kemajuan dinegeri ini, adalah keadaan di tahun 60 an bagi Filipina. Jadi ketinggalan 40 tahun. Dan bahkan bila dibandingkan dengan USA, tambah jauh, ketinggalan 60 tahunan.

Dengan adanya ketinggalan yang terpaut jauh itu, apakah kita ini ingin lebih ketinggalan lagi ditahun 2011 ini? Wah.. tentu jawabannya tidak kan?! Terus bagaimana ya agar kita ini tidak ketinggalan jaman? Ahaha.. Marilah kita pikirkan bersama- sama jalan keluarnya.

Rabu, 05 Oktober 2011

Bangsa yang Banyak Masalah Sampah

Kalau disadari betul, kita ini termasuk bangsa yang banyak menghadapi masalah. Ironisnya banyaknya masalah tersebut sebagian besar masalah sampah. Bukan menghadapi masalah yang sebenarnya. Masalah yang mendera justru sebetulnya merupakan peristiwa yang semestinya tidak perlu terjadi. Seperti misalnya adanya banyak penyimpangan prosedur kebijakan pembangunan., kasus suap dan koroupsi.


Ketika membentuk rumah Indonesia dulu, bukankah sudah banyak peraturan dan perundang- undangan yang telah dibuat dan diberlakukan. Sehingga mungkin kita ini hidup disebuah negara yang memiliki peraturan perundang- undangan yang paling banyak didunia.. Selayaknya tidak lagi mempersoalkan masalah peraturan lagi.. Sebab setiap insan penyelenggara negara, tentu sudah paham akan tugas dan kewajibannya masing- masing. Dengan demikian maka segala sesuatu perencanaan yang sudah dibuat dengan susah payah bisa direalisasikan dengan baik dan lancar. Tidak tersendat lagi dengan masalah kekeliruan prosedur administrasi ketatanegaraan.

Bila semua rencana pembangunan bangsa dapat dijalankan dengan baik dan lancar sesuai skala prioritasnya, akan terasakan derap pembangunan itu. Jadi tidak seperti yang ada sekarang berjalan ditempat rasanya. Sebab banyak terjadi masalah ditataran pelaksanaan perencanaannya.tersandung oleh kejadian dan peristiwa sekitar prosedur pelaksanaannya. Lebih- lebih lagi bila ada problematika suap dan koroupsi yang sesungguhnya tidaklah perlu hal tersebut terjadi.

Walhasil rencana pembangunan yang sudah dipatok jadwal dan anggarannya terjadi distorsi disana- sini, hampir disetiap lini. Terjadi gangguan pelaksanaannya oleh sebab buruknya kinerja insan penyelenggara negara. Dengan kata lain akhirnya kita ini jadi tidak membangun- bangun. Sementara itu waktu tidak mengenal kompromi, ia berjalan terus sesuai peredarannya. Kita lalu menjadi bangsa yang cenderung tertinggal dibanding kemajuan- kemajuan yang diperoleh bangsa lain yang sama- sama dan senasib sepenanggungan sebagai negara yang sedang berkembang.

Marilah wahai semua rakyat dan bangsa Indonesia, baik itu yang berperan sebagai rakyat biasa maupun kebetulan menjadi penyelenggara negara. Kita lebih serius membangun bangsa dan negara ini agar tidak terlalu ketinggalan dengan bangsa lain. Upaya pencerdasan kehidupan bangsa dapat maju pesat. Sehingga kesejahteraan sosial yang meliputi taraf hidup yang berkualitas dan tingkat kesehatan yang sesuai dengan definisi WHO (Bio-psiko-sosio-spiritual ) dapat segera dicapai. ***


Senin, 26 September 2011

Pengalihan Perhatian dengan Gaduh Bom

Aneh kalau tak mau dibilang lucu. Setiap ada kisruh yang melibatkan petinggi negara pasti Bom menyalak . Aksi kamuflase seperti ini sudah terbaca. Trik ini mujarab, karena praktis setelah itu semua mass media akan membicarakan isu Bom. Sementara itu masalah utama menjadi kurang populer lagi.

Sebenarnya strategi semacam ini adalah cara- cara lama. Didunia politik teridentifikasi bahwasanya, ada empat sub bagian strategi, antara lain: Bagian Pemikir Rencana, Bagian Melobi/ Deplomasi, Bagian Pengintai Keadaan, dan Bagian Perusak/ Pengacau Keadaan.. Keempat Bagian dikoordinasikan oleh satu pusat kontrol, dan disetel berdasarkan keadaan yang berkembang dilapangan, diarahkan untuk mencari efek- efek menguntungkan kegiatan politiknya.

Jadi bagi segolongan orang peristiwa bisa diskenario sesuai kehendaknya. Hal ini bisa terjadi disebabkan antara lain oleh karena adanya keinginan yang ambisius untuk merebut dan atau mempertahankan pengaruhnya terhadap situasi dimana ia ikut ambil bagian dalam suatu permainan yang didominasi oleh peran- peran yang diterapkannya. Sehingga isu pengalihan perhatian masih dianggap tetap relevan untuk memenangkan kendali terhadap situasi..

Sabtu, 10 September 2011

Bertengkar Sesama Teman Keja

Emosi seseorang memang terkadang meledak begitu saja tanpa bisa lagi dikendalikan oleh kesadaran atau pemikiran yang biasa, dimana orientasi perasaan bisa lebih adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Sementara ahli ada yang mengatakan bahwa seseorang tiba- tiba menjadi marah- marah biasanya karena titik lemahnya (Locus Minoris) tersentuh atau terbentur oleh penetrasi atau tekanan dari luar dirinya. Titik lemah ini sangat individual, yang berarti setiap orang tidak sama keadaannya ketika merespon adanya hal yang mengganggu keamanan dan kenyamanan dirinya. Disamping itu masih banyak faktor lainnya yang dapat memicu timbulnya perasaan emosi, antara lain watak yang temperamental sangat mudah terjadi emosi.

Emosi yang meningkat dan meledak- ledak bisa terjadi dimana saja dan kapan saja/ sewaktu- waktu, bila titik lemah tersebut tersentuh. Bisa terjadi dalam keluarga, dalam persahabatan dan pertemanan. Atau dalam situasi kerja, semisal seperti yang terjadi disaat sedang sibuk kerja bersama teman sekerja, seperti yang diceritakan berikut ini.

Dua teman sekerja, katakanlah namanya si Mamat dan si Boncel. Mereka berdua kerja dibidang angkutan barang, dengan alat trasportasi kendaraan roda empat berupa Truk. Mereka sebenarnya berteman akrab dan setiap hari rukun- rukun saja untuk bekerja. Namun tiba- tiba saja, kedua orang ini menghebohkan lingkungannya. Pasalnya Mamad dan Boncel yang dikenal oleh lingkungannya adalah bersahabat kini saling adu mulut dan menantang bercaruk (Berkelahi dengan senjata tajam Sabit).

Kini sedang diusut dan didamaikan oleh Ketua RW setempat. Mereka yang bertengkar sedag disadarkan oleh anggauta keluarganya masing- masing. Inti masalah yang menjadi penyebab terjadinya pertengkaran belum diketahui jelas. Tapi yang pasti masalahnya seputaran masalah angkutan barang.

Peristiwa ini terjadi di salah satu Desa di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, yakni didesa Pandansari yang sebagian besar penduduknya bersuku Madura. Semoga kejadian yang diakibatkan oleh timbulnya rasa emosi yag tak terkendali seperti ini menjadi pelajaran buat kita semua. Agar lebih baik lagi dalam mengendalikan rasa emosi yang bisa diibaratkan seperti kuda binal. Hmm.

 

Sabtu, 27 Agustus 2011

Keberingasan Terhenti Sejenak di Bulan Suci

Secara keseluruhan keberingasan masyarakat dalam mengkritisi keadaan seakan terhenti dibulan ini. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagian besar masyarakat kita sangat- sangat menghormati bulan Ramadan dan Syawal. Dua bulan ini dikhususkan untuk bersilaturahmi dan bercengkerama dengan keluarga dan sanak famili serta handai taulan masing- masing.

Padahal sebelumnya, tiap hari hampir terjadi demo silih berganti, diwilayah negeri subur dan kaya seperti, Indonesia tercinta ini. Ironisnya hampir disetiap penghujung demo diakhiri oleh terjadinya peristiwa anarkis. Terlepas pemicunya, berawal dari pendemo, provokator dan atau berawal dari petugas yang suka main kasar.

Aksi turun jalan dengan memobilisir massa, yang dikenal dengan 'Demonstrasi', dikatakan adalah sudah menjadi pemandangan yang biasa terjadi dinegara yang menganut sistem demokrasi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem demokrasi. Biasanya fenomena terjadinya demonstrasi diakibatkan oleh adanya kebuntuan saluran aspirasi yang ada, antara rakyat dengan para wakilnya, antara warga dengan pamong atau pemerintahnya. Kebuntuan Birokrasi (Birokratisme) - pun, akan memicu terjadinya aksi turun jalan.

Melalui tulisan ini, diharapkan bahwa suasana damai dan tenteram dibulan suci ini terbawa terus kebulan- bulan berikutnya. Dalam artian kalaupun akan terjadi aksi turun jalan, hal tersebut dilakukan dengan aksi damai. Semua dilakukan dengan mekanisme yang damai dan tak ada aksi kekerasan dari fihak manapun juga. Semua fihak diharapkan menyadari kelemahannya masing- masing dan saling melebur untuk membuat kesepakaan baru yang lebih bisa diterima seluruh komponen dan lapisan masyarakat dan rakyat Indonesia. Karena harus selalu diingat bahwa Demokrasi Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Bukan Demokrasi Liberal. Sehingga setiap masalah seharusnya dapat diselesaikan secara damai. Pancasila adalah alat pemersatu, bukan pemecah belah persatuan dan kesatuan.

Kiranya janganlah ada orang/ kelompok atau masyarakat dari golongan tertentu manapun juga yang berteriak dirinya Pancasilais, tetapi sesungguhya dalam hatinya haus akan kekuasaan, yang justru sikap dan perbuatannya tidak mencerminkan jiwa yang Pancasilais. Bahkan selalu memaksakan kehendak dan menampilkan kebrutalan dengan dalih menyelamatkan Pancasila.

Apabila pada akhirnya akan terjadi revolusi sosial dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, biarlah semua itu terjadi secara alamiah. Hal itu terjadi semata- mata hanya untuk terciptanya kualitas hidup bersama. Untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa dari keterpurukan- keterpurukan yang tidak perlu.

Namun sebisa mungkin kiranya tidaklah sampai kemekanisme revolusi sosial, karena efek sampingannya luar biasa jahatnya. Sebaliknya agar para pemegang otoritas di pemerintahan berbenah diri secara cepat mulai dari sekarang, karena tidak ada istilah terlambat untuk berbenah. Mendengarkan suara atau aspirasi rakyat secara keseluruhan dan mengambil kebijakan yang populer, yang produktif dan yang pro rakyat kebanyakan. Ingat kekayaan bumi, langit dan air di Indonesia, semata- mata dan sepenuh- penuhnya diperuntukkan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Bravo!.. Merdeka!.






Senin, 22 Agustus 2011

Arus Mudik Setiap Tahun Selalu Menarik Perhatian

Setiap tahun ada tradisi unik dinegeri ini. Pulang kampung secara berbondong- bondong atau lebih akrab dikenal dengan istilah Arus Mudik. Pulang dari mana, tentu maksudnya pulang dari kota tempat aktivitas kerja mencari nafkah.

Mulai minggu ini, arus mudik sudah tampak dari arus lalu lintas yang terjadi. Mulai dari menggunakan Alat transportasi yang disediakan oleh perusahaan angkutan, bantuan pemerintah sampai dengan menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor roda dua. Lalu lalang arus mudik menjelang Hari Raya 1 Syawal 1432 H selalu makin memadat dari mulai H-7 sampai H+7. Pemerintah setempat dan perusahaan angkutan bekerjasama meningkatkan kinerjanya melayani para pemudik agar tidak terlalu berdesak- desakan dan tentu agar perjalanannya terasa nyaman, aman dan lancar.

Aparat pemerintah yag terkait dengan kepentingan melayani arus mudik sudah mulai disiagakan juga. Bekerja secara koordinatif dan terpadu. Biasanya disebut Operasi Ketupat. Antisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan lalin atau pun terjadinya aksi kriminal atau preman atau pencurian dan pencopetan, makin tahun makin disempurnakan. Semoga kegiatan aparat ini dalam rangka menjalankan program kerja 'Operasi Ketupat' dapat berlangsung dengan baik sesuai prosedur standar yang telah disepakati bersama. Sehingga kegiatan arus mudik dan arus balik sekalian nanti bisa berjalan dengan baik dan lancar.

Tujuan pulang kampung oleh sebagian besar masyarakat kita yang religius tidak lain adalah untuk berjumpa kembali dengan keluarga dan orang tua didesa, yang selama hampir setahunan tidak berjumpa guna bersilaturahmi, kangen- kangenan serta saling memaafkan sesama saudara dan sanak famili, disuasana Hari Raya Idhul Fitri, 1 Syawal 1432 H. Biasanya lalu suasana kerukunan dan kedamaian sangat kental terasa dibulan yag fitri ini.

Kiranya hari raya Idhul Fitri tahun ini semoga dapat berjalan dengan tenang, baik dan lancar. Karena diharapkan setelah usai berhari raya, setiap warga akan menjadi warga yang baik dalam bermasyarakat- berbangsa. Selama hari raya hati dilebur, saling memaafkan satu sama lainnya atas kesalahan yang pernah diperbuat. Sehingga kini memiliki hati dan pikiran yang baru, yang siap untuk bekerja kembali di kota tempat bekerja dengan semangat baru yang lebih berkualitas. Inilah makna yang paling inti daripada peristiwa Silaturahmi- mengucapkan selamat hari raya Fitri dan saling maaf memaafkan.


Kamis, 18 Agustus 2011

Lamunan Si Bogel Ingin Dapat Togel

Cara orang memperoleh rejekinya macam- macam. Ada yang memang hasil dari jerih payah bekerja secara fisik, misalnya buruh tani. Adapula dari hasil kerja pikiran dan ilmu yang dimiliki, misalnya Pengacara, Notaris. Ada yang atas jerih payah kerja fisik dan pikiran/ pengetahuan yang dimilikinya, misalnya Montir, Dokter operasi. Ada yang berdasarkan hasil kerja fisik dan naluri bisnis, misalnya Usaha Pracangan, Pedagang Tengkulak, Pedagang asongan. Pedagang dengan cara amanat barang orang lain. Dan lain- lain. Kesemuanya dari hasil kerja. Tapi bagi yang mempunyai pekerjaan.

Sementara itu lapangan kerja dirasa makin sempit. Jadi dengan kata lain, makin banyak orang yang tak mempunyai pekerjaan. Katakanlah pengangguran tersamar sampai dengan yang benar- benar pengangguran asli.

Sebenarnya sih, pekerjaan itu banyak. Tapi kebanyakan orang mengartikannya, bekerja keorang lain atau di perusahaan atau di pengusaha apa atau di proyek apa atau di kantor pemerintah atau pokoknya maksudnya bekerja ikut orang lain yang membutuhkan tenaga atau pikiran pencari kerja.

Untuk pekerjaan yang sifatnya diupayakan sendiri, seperti mencari rumput hewan ternak, mencari daun jati, daun pisang; atau mencari kayu bakar dan dijual. Atau berusaha membuka tambal ban/ vukanisir atau jualan buah- buahan, atau berjualan Es Tontong, berjualan Cilok, Bakso, Dagang ayam, kambing, sapi; atau menjual jasa pelayanan seperti jasa mencarikan kontrakan rumah, keahlian mencukur rambut, keahlian menjahit, keterampilan mengurut badan, keterampilan meramal nasib, jasa meramal fengsui, hongsuinipun, sampai dengan jasa keterampilan meramal nomer togel, dan lain sebagainya. Banyak sekali sebetulnya macam pekerjaan yang diusahakan sendiri ini.

Namun demikian, banyak orang mengeluh tidak memiliki pekerjaan. Entahlah faktor apa yang membuat mereka yang merasa tidak memiliki pekerjaan ini merasa benar- benar tidak punya pekerjaan yang difinitif. Apakah faktor kemalasan, atau faktor ketidak beruntungan saja belum mendapat kesempatan kerja, atau kurang memiliki daya kreasi, atau memang enggak bisa berpikir abstrak yang bisa digunakan untuk berencana menciptakan lapangan kerja sendiri manakala tidak mendapatkan pekerjaan dari orang lain. Atau karena gengsi yang melekat pada diri seseorang cukup tinggi sehingga tidak mau melakukan pekerjaan yang dianggap serampangan meskipun sebenarnya masih terbilang halal. Kita tidak bisa tahu pasti.

Disini, yang mau diungkapkan bukan mencari penyebab mengapa orang tidak memiliki pekerjaan dan akhirnya tidak atau kurang mendapatkan penghasilan tetap setiap harinya. Yang akan diceritakan adalah keadaan mereka- mereka yang entah frustrasi atau memang sedang vakum, atau habis terkena PHK, tetapi kebutuhan harian tetap menuntut harus memiliki sejumlah uang untuk biaya hidup sehari- hari. Baik untuk diri sendiri karena masih membujang, untuk keluarga karena memang sudah beranak istri; pokoknya tidak ada barang gratis didunia ini. Seolah dunia berkata, barang siapa tidak bekerja janganlah ia makan. Aduh dari titik ini, terasakan sekali dunia sangat kejam. Terutama bagi yang tidak memiliki pekerjaan pasti.

Hari berganti hari, dan minggu berganti minggu. Upaya pencarian kerja tidak berhasil. Uang tabungan menipis. Tetapi kebutuhan hidup sehari- hari tak pernah bisa dikompromi agar ikut libur juga. Biasanya kalau sudah sampai begini seseorang akan jadi kelimpungan walau hidup seorang diri, apalagi kalau sudah berkeluarga. Wah bisa pusing deh memikirkannya. Nah Si Bogel disini masuk hitungan kelompok orang- orang yang sedang kelimpungan.

Dalam keadaan kepepet biasanya orang memiliki kemampuan luar biasa untuk dapat mengatasi masalah dan kesulitannya. Tidak terkecuali Si Bogel, yang sebetulnya apabila dilihat secara cermat, adalah bukan orang yang bodoh- bodoh amat atau pemalas. Hanya mungkin kesempatan dan peluang bagus sedang tidak memihak padanya.

Pada suatu hari, disiang bolong tiba- tiba saja ia punya pikiran melayang, yaitu melamun sesaat dan bergumam sendiri. "Andai kata saja, keadaan seperti ini, lalu aku mendapat lotre togel 10 lembar, wah.. mungkin aku akan sedikit bisa bernapas", ia terbangun dari tidurannya diatas tempat tidur bututnya. Duduk termenung seakan sedang memikirkan sesuatu rencana.

Si Bogel berpindah tempat dan duduk dimeja ubin antiknya. Tampak memegang pen dan kertas. Rupanya sedang menuliskan angka- angka dengan susunan tertentu. Tiba- tiba wajahnya tampak berseri- seri dan sangat optimis. Singkat cerita, Si Bogel hari ini telah membeli beberapa pasang nomer lotre Togel.

Beberapa saat si Bogel lupa dengan kesedihannya, karena sore harinya ia sibuk dengan kegiatan lainnya, antara lain membersihkan rumahnya, menyiram halaman rumahnya yang tampak kering dan berdebu. Menghadiri kenduri dirumah tetangganya.

Ternyata memang aral tak dapat ditolak, rejeki tak dapat disangka. Pada malam harinya, Si Bogel mendapatkan Lotre Togel 10 Lembar. Hati si Bogel bergetar sebentar. Kemudian setelah tenang ia pergi mengurusi Lotre Togelnya.

Lamunan si Bogel kali ini menjadi kenyataan. Ia telah mengantongi sejumlah uang. Ia berencana akan membeli beberapa kebutuhan hariannya yang pada hari- hari terakhir ini persediaannya habis. Dalam hati ia mengucapkan puji syukur, karena telah mendapat rejeki yang tak disangka- sangka. Meskipun jauh didalam lubuk hatinya ada perasaan lain. Mungkin perasaan gamang akan apa yang telah dilakukannya, bahwa perbuatan membeli Lotre Togel ini baik atau buruk baginya. Si Bogel sementara ini tak dapat memikirkannya.


Rabu, 10 Agustus 2011

Bangsa Indonesia Bangsa Tahu Tempe Dikata Bodoh Tapi Cerdas

Stigma lama menyebutkan bahwa kita ini adalah bangsa yag berotak tahu dan berperilaku tempe. Dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi kecerdasan bangsa Indonesia yang masih primitif cara berpikirnya. Masih terbelakang budayanya. Paling tidak ini menurut pandangan kacamata bangsa barat. 

Namun kini lain keadaannya. Cari kutu diatas karang, dulu lain sekarang, peribahasanya begitu. Kita memang awalnya terpukul dengan anggapan tersebut. Kemudian yang lemah mentalnya menjadi tersinggung dan marah- marah dengan tak ada juntrungannya. Sementara yang tahan bantingan menganggap cemo'ohan itu sebagai cambuk, maka sejak 1908 dengan tekad bulat seperti bulatnya bola sepak PSSI. Bangsa Indonesia tekun belajar untuk mengejar ketertinggalannya. Sampai dengan sekarang, dijaman modern ini, hasil jerih payah itu sudah membuahkan hasil yang gemilang.

Keadaan kecerdasan bangsa kita sekarang sudah tidak bisa dipandang remeh oleh bangsa lain yang lebih dahulu mengalami kemajuannya. Kemajuan pesat cara berpikir dan bertindak bangsa kita lebih unggul dari bangsa lain didunia ini. Hali ini bisa dibuktikan dari hasil karyanya. Semisal dibidang seni melukis, ada Basuki Abdulah, Affandi dan banyak lainnya yang sulit disebutkan satu persatu. Senitari, keberhasilan mengadopsi kisah Ramayana dan Mahabharata. Serta Tari Bali dan seadabreg tari- tarian seni tradisional didaerah lainnya. Seni pidato, kita punya mendiang Bung Karno, Zainuddin MZ, Soeharto, dan yang lain seperti Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudoyono (SBY), dan seterusnya. Dibidang pengetahuan dan teknologi, kita punya BJ Habibi dan ratusan murid- muridnya. Dibidang sastra, kita punya WS Rendra dan yang lainnya. Dibidang hukum dan HAM kita punya Prof. Sahetapi, Mahfud MD, dkk. Dibidang keagamaan, kita memiliki banyak tokoh, seperti Wali Songo pada jamannya, dan tokoh- tokoh agama lain yang banyak dan sulit disebutkan satu persatu.  Pokoknya hampir disemua bidang kehidupan dan kebudayaan kita memiliki figurnya yang berkualitas internasional.

Setelah keadaan semakin maju, produk Tahu dan Tempe diselidiki kandungan gizinya, penelitian mana dipelopori oleh Prof. Sihombing dan yang lainnya, diketahui ternyata bangsa kita itu bisa sangat cerdas justru karena kebanyakan atau memiliki kebiasaan memakan produk protein nabati setiap hari dengan rutin, yaitu memakan Tahu dan Tempe. Berkat makanan tahu dan tempe yang kandungannya kaya akan zat protein, vitamin dan mineral itu. Bangsa yang dulunya meremehkan bangsa kita, yang melihat dengan kacamata minusnya, pada saat kacamata tersebut dilepaskannya, karena merasa tidak percaya kalau kita ini bisa cerdas melebihinya, mereka terbelalak matanya. Baru tau dia! Makanye jangan melihat orang hanya dari balik kaca mata doang.

Karena hebatnya kecerdasan bangsa Indonesia, maka pada suatu hari orang- orang bangsa yang telah berhasil menciptakan mesin otomotif dan Kereta Api, datang ke Indonesia hanya untuk menyaksikan betapa yang namanya Kereta Api yang dibuat pada tahun 20- 30' an itu masih bisa lari kencang dengan enaknya. Padahal dinegaranya sudah jadi barang yang membatu dan sebagian dimuseumkan. Mereka plonga plongo karena terheran- heran, persis kayak Tarzan masuk kota. Tidak habis pikir, mengapa Kereta Api setua itu masih bisa eksis! 

Belum lagi kalau seandainya diperlihatkan tentang hasil karya modifikasi motor. Merk dan tahun baheula masih jreng dan seger meger, tidak kalah dengan buatan Merk dan tahun yang baru. Ini karena pandainya bangsa kita, ngoboh motor. Ya mengoboh atau mempreteli sekalipun, kalau disentuh oleh tangan- tangan terampil sodara- sodara kita yang jenius, Motor bisa disulap menjadi barang yang menarik. Artistik, nyentrik, nyeleneh dan gendeng, ada semua modelnya. Huiii!

Pendek kata, bangsa kita ini disuruh bikin apa saja serba bisa, seperti kerajinan anyam- anyaman, kayu, apalagi.. pokoknya semuanya menjadi beres dan ok sekali. Apa kira- kira yang kurang dari penampilannya ini, kira- kira ? Heh.. cari sendiri saja yah! He he he .....

Akan tetapi, semua hal itu ternyata ada 'some things wrong' nya. Apa itu? Ini ada beberapa contoh menarik. Tentang produk Tempe itu sendiri. Ternyata Hak Patennya dimiliki oleh bangsa Jepang. Jadi kalau kita mau menjual produk Tempe keluar negeri harus ijin dulu ke orang Jepang. Ha ha ha... keadaan yang lucu tapi jadi tidak lucu. Dan sebenarnya banyak contoh lain yang serupa tapi tak sama.

Mengapa bisa demikian ya? Ini yang perlu sedikit dicermati. Dari hasil pengamatan saya secara sporadis, ternyata bangsa kita itu kelemahannya adalah antara lain, sangat egois. Individual sifatnya. Tidak senang kalau temannya lebih unggul darinya, lalu dijegal dengan segala cara. Padahal rahasia sukses itu, menurut orang Jepang terletak pada sejauh mana kerjasama bisa dilakukan dalam berkarya. Resef kerjasama yang baik dan sangat solid inilah yang membuat bangsa Jepang menguasai dunia industri, menjadi Negeri Raksasa Industri. Mengalahkan bangsa Amerika yang cerdik tapi individual hampir sama kayak orang Indonesia. Beda sedikit, kalau orang Amerika menemukan dan membuat sesuatu yang baru. Orang Indonesia mengobohnya (mengubah) barang baru atau lama menjadi desain yang lebih menarik. Bondo cupet jadi nekad (bonek) kale.....

Sifat individualis ini dibawa- bawa sampai kemana- mana oleh orang- orang kita. Semisal ketika sodara kita berhasil dibidang pengobohan motor, lalu jadi kaya dan sukses. Ia mencoba nyaleg dan berhasil. Maka kini ia duduk sebagai anggota atau ketua suatu departemen di DPR. Ketika ada forum rapat biasa atau paripurna, jadinya ruang sidang ramai kayak suara motor- motor yang meraung- raung. Mereka saling tuding dan mempertahankan pendapatnya sendiri- sendiri. Arus pembicaraan menjadi simpang siur, kata orang jawa, rapatnya jadi saur manuk ( kayak suara burung berkicau-- yang penting kicauannya sendiri yang terdengar) 

Kesimpulannya adalah bahwa, bangsa kita ini sesungguhnya adalah bangsa yang cerdas, entahlah mungkin karena banyak mengkonsumsi produk Tahu dan Tempe itu mungkin, bisa saja kejadian. Andaikata saja, kita itu bisa berkoordinasi atau bekerjasama lebih baik sedikit saja, maka mungkin kita akan menjadi bangsa yang sudah lama maju lebih dahulu. 
   

Rabu, 27 Juli 2011

Kakak Beradik Poniman dan Ponimin

Setiap hari kedua bersaudara ini, layaknya dua orang sahabat. Kemana pergi selalu bersama. Kali ini mereka sedang duduk- duduk diteras rumah sambil minum kopi. Hawa diluar rumah terasa sejuk. Matahari mulai condong kebarat. Pada sore hari ini mereka tampak santai.

Poniman duduk bersila diatas tikar bututnya. Menghadap halaman depan yang penuh dengan Bunga- bunga lokal. Sebagai saudara tua umurnya dua tahun lebih tua dari Ponimin, adiknya yang berpenampilan bak seorang seniman. Karena rambutnya yang panjang tergerai dibahunya, yang kini duduk dibibir teras disebelahnya. Mereka duduk bersila berhadap- hadapan.

Keduanya asyik membicarakan masalah situasi yang makin menghangat saja, yaitu tentang apalagi kalau tidak masalah gegernya para elit politik dinegeri ini. Dialog pembicaraan mereka antara lain sebagai berikut.

Poniman : Min menurut kamu sekarang bagaimana!
Ponimin : Apanya yang bagaimana Man!
Poniman : Oh ya.. itu lho, tentang rencana Pelaksanaan Pemilu 2014. Apa bisa fair ya?
Ponimin : Ach, masih lama Man pemilunya.
Poniman : Lhoh .. kamu nih gimana! Partai Baru dah bermunculan. Siap- siap ikut pemilu.
Ponimin : Biar aja. Kita kan bukan anggota partai manapun juga. Kita cuma orang desa, tani.
Poniman : Iya juga sih! Tapikan kita juga harus mikir- mikir kemana nanti aspirasi kita berikan.
Ponimin : Tuk apa dipikirin. Lha wong semua partai sama saja. Semua kisruh sama sendirinya.
Poniman : Tapi kan ada partai baru nih, seperti Nasdem, Nasreb, dan lain- lainnya.
Ponimin : Tak urus, walau ada partai Nazir! Apa tuh Nazaruddin.. ya ya, yang lari keluar negeri.
Poniman : Iya knapa dengan dia! Nasar- nasar ngga keruan ya. Itukan membela diri dia!
Ponimin : Membela diri apaan! Kalau memang dia benar, knapa datanya tak dikirim ke KPK aja.
Poniman : Ya.. akhirnya kan nanti dikirim kesana juga. Biar masyarakat tahu dan rame dulu.
Ponimin : Ya ngga bisa begitulah. Kan nanti bisa dikatakan fitnah.

Demikianlah antara lain, debat dua saudara kandung yang sama- sama suka dan pedulinya mengikuti perkembangan situasi politik di negeri Ratna Mutu Manikam ini. Untuk cerita lebih lanjut tentang apa saja yang diperbincangkan, akan dimuat lagi diwaktu yang akan datang. Ya, di Blog Celoteh- celoteh ini.

Minggu, 24 Juli 2011

Jiwa Wira Usaha Tetanggaku Patut Ditiru

Ditengah- tengah kemelut ekonomi yang tidak menentu seperti sekarang ini, seorang tetanggaku berhasil mengatasi kesulitan kehidupan ekonominya. Kiat yang dilakukannya dengan cara bercocok tanam buah Lombok didalam Pot. Ketika harga lombok meroket baru- baru ini, ia memperoleh keuntungan yang lumayan. Selain memperoleh dana untuk biaya hidup sehari- hari dan biaya sekolah anak- anaknya, tetanggaku yang bernama pak Somad (bukan nama sebenarnya) juga dapat membeli perlengkapan tambahan untuk bertani lombok.

Menurut pak Somad diriya padahal tidak memiliki ladang sepetakpun. Ia terinspirasi oleh sebuah Majalah yang kebetulan dibacanya saat sedang mengantri giliran cukur rambut. Ditempat Tukang Cukur rambut langganannya memang suka menyediakan bacaan- bacaan agar lagganannya tidak jenuh menunggu giliran cukur rambut.


Pak Somad menyemaikan bibit lomboknya disuatu media tanah yang lembab. Ketika sudah dirasa cukup usia, kecambah pohon lombok dipindahkan kedalam Polibag yang cukup leluasa untuk pertumbuhan pohon lomboknya.

Pot- pot yang telah berisi tanaman lombok ini ditaruh dihalaman rumahnya. Bisa disamping rumah, dibelakang rumah dan pokoknya ada lahan kosong dihalaman rumahnya itu, ia isikan tanaman pohon lombok ini, katanya. Setiap pagi dan sore dikontrolnya. Disiram dan diberi sedikit pupuk kandang.

Ketika ratusan pohon lombok berbunga dan berbuah, tampak indah seperti pohon bunga hias, pak Somad melanjutkan ceritanya kepadaku. Kemudian lombok dipanennya. Hati pak Somad gembira sekali, karena produk hasilnya tak kalah lebatnya seperti menanam diladang. Kualitas buah lombok juga baik dan segar.

Nah maka ia tak ragu- ragu untuk memanggil seorang pedagang lombok untuk melihat dan menawar tanaman lomboknya. Transaksi terjadi. Pak Somad langsung kini, banyak uangnya.

Sabtu, 16 Juli 2011

Menolong Orang Terluka Tanpa Patirasa

Pada tahun 1982 -- 1983 yang silam aku punya pengalaman unik, yakni menolong seorang yang terluka kakinya akibat tertelusup pangkal kayu pohon Jagung pada telapak kakinya. Ia sehari- harinya bekerja menjajakan Bakso didesanya. Namanya, Pak Djaelani (bukan nama sebenarnya), berusia sekira 35 tahun. Tinggal didesa Banyuputih Lor, kecamatan Jatiroto - Kabupaten Lumajang.

Pada suatu sore, sekira pukul 14.30 salah seorang keluarganya yang memang sudah kukenal itu datang meminta bantuanku untuk merawat Pak Djaelani. Memang pada tahun- tahun itu aku pernah bekerja disatu Instalasi kesehatan yang khusus menangani luka- luka.

Setelah aku sampai dirumah Pak Djaelani, aku langsung melihat lukanya. Aduh.. keluhku dalam hati. Ternyata kakinya bengkak sekali. Pantesan Pak Djaelani mengerang terus.

" Ia kesakitan selama dua hari ini pak ", kata salah seorang keluarganya memberi keterangan kepadaku.

" Oh ya?! ", jawabku, lalu aku bertanya kepada Pak Djaelani.

" Tadinya kena apa ini pak? ", sembari membuka balut kain kumal dilukanya.

" Kena sunggrak kayu pak ", jawabnya singkat sambil wajahnya menyeringai menahan sakit.

Kubuka semua kain pembungkus lukanya, dan tampak ada benda hitam yang ternyata kayu yang menelusup kedalam daging masih tinggal didalam luka.

Kemudian kujelaskan kepada orang- orang, sanak familinya yang kebetulan ramai berdatangan kerumah Pak Djaelani. Mereka memang begitu adatnya. Kalau ada satu yang sakit maka hampir semua famili dan tetangga didesa yang sebagian besar masyarakatnya bersuku Madura tersebut, berdatangan berkunjung bergiliran.

Kukatakan bahwa luka Pak Djaelani ini harus dibongkar untuk mengambil kayu yang menelusup. Semua orang terdiam memandangiku. Tapi keluarga Pak Djaelani menyetujui rencanaku untuk membongkar luka infeksi dikaki itu.

Tapi, apa lacur.. ketika aku merogoh- rogoh tas perlengkapan alatku, tak kutemukan obat Patirasanya. Wah.., kataku dalam hati. Celaka inih!. Aku memutar otak. Berpikir keras, bagaimana jalan keluarnya.

Sementara itu Pak Djaelani mengerang terus. Agaknya ia merasa takut tambah sakit kalau lukanya nanti ditolong. Diam- diam kuperhatikan lukanya yang meradang bengkak dan memerah itu tidak mungkin untuk diberi obat patirasa lokal.

Tiba- tiba aku punya ide. Bagaimana kalau Pak Djaelani ini di hypnotis saja untuk mengendalikan nyeri lukanya? Sementara aku bisa merawat lukanya dengan tenang!.

..... Bersambung.

Rabu, 29 Juni 2011

Relevansi Politik Pencitraan

Panggung Politik dinegeri ini seakan sedang berlomba untuk berebut posisi yang baik dimata rakyat yang makin melek politik. Tentu saja yang dimaksud pada tulisan ini adalah yang dilakukan oleh orang- orang yang berkecimpung didunia politik. Kalau pada beberapa tahun lalu dimana rakyat belum begitu tahu dan atau memang tak mau tahu tentang politik, mungkin bisa saja mengelabuhi mata dan hati rakyat dengan gaya pencitraan diri ketokohan dalam kontes kepemimpinan.

Tapi sekarang rakyat tidak butuh samasekali dengan politik pencitraan yang ditonjol- tonjolkan. Perkara citra itu sendiri, akan muncul dengan sendirinya, bergantung dari sepak terjang yang dilakukan. Apabila bagus perjuangannya maka secara paralel citra itu akan ikut dan melekat pada diri tokoh tersebut. Sebaliknya apabila perjuangannya hanya retorika yang sulit sekali dilihat hasilnya pada tataran operasional maka walaupun seribu kali upaya pencitraan dilakukan, ya tetap saja citra diri tidak akan baik, malahan merosot tajam menjadi citra buruk yang diperoleh.

Rakyat sekarang butuh kepemimpinan operasional, butuh pemimpin situasional yang memiliki rencana strategis fleksibel dan benar- benar sesuai dengan realita kenyataannya dilapangan. Memang perencanaan musti dibuat dibelakang meja, ketika hasil survey usai dilakukan. Namun untuk dapat menggerakkan apa yang direncanakan tentu harus memiliki perencanaan strategis yang bernapaskan realita, sehingga dapat menerobos keadaan dengan implementasi perencanaan yang telah dibuat secara tepat dan cepat, bak Jarum Kompas yang selalu peka terhadap situasi yang terjadi. Tindakan segera dilakukan sesuai kebutuhan untuk mengatasi permasalahan dengan tahapan yang tuntas.

Jikalau jarum kompas yang dijadikan alat kontrol hanya berputar- putar terus tanpa bisa menunjukkan situasi yang terjadi, maka boleh dikatakan jarum kontrol tersebut sudah rusak dan perlu diganti dengan yang baru. Bagaimana bisa bekerja kalau tidak paham terhadap situasi yang berkembang dan terus bergerak. Hal ini bisa terjadi karena pemimpin hanya duduk dibelakang meja, tak pernah turun lapangan. Hanya pasif terima laporan yang dibisikkan dengan cara klasik, asal bapak suka. Pembisik- pembisik yang hanya carmuk (cari muka) justru akan merusak apa yang dinamakan 'citra' tadi.

Sekarang, apabila kita menganut cara pikir bahwa tidak ada istilah terlambat, maka cepatlah berubah. Segeralah mengubah mindset menjadi figur pemimpin yang melayani. Bukankah apa yang disebut kepala harus melayani anggota tubuh? Jadi barang siapa yang ingin menjadi pemimpin harus bersedia dengan sungguh- sungguh mau melayani kepentingan yang dipimpin, yakni para anggota, ya publik- rakyat ini, semuanya.

Minggu, 15 Mei 2011

Dari Bola Sepak menjadi Bola Api

Perjalanan alot permasalahan pemilihan ketua umum ditubuh PSSI berlanjut terus sampai dengan hari ini. Masyarakat luas makin sebal melihat perkembangan penyelesaian kemelut diintern organisasi PSSI yang merupakan organisasi olah raga milik seluruh rakyat Indonesia ini. Bahkan sampai ada yang gusar setelah mendengar dan melihat berita dari beberapa media massa dan akhirnya turun jalan dan turun jalan lagi, memprotes agar mencari solusi terbaik dengan membersihkan pengurus PSSI yang bermasalah tetapi masih bertahan. Masalahnya kini apakah harapan masyarakat luas tersebut bisa terpenuhi?

Kalau dicermati sungguh- sungguh ternyata tidak seperti tampak sekedar mengurusi bola sepak saja namun persoalan lebih kepada memperebutkan posisi- posisi non teknis yang strategis. Karena masalah supremasi olah raga sepak bola yang dalam permainannya bola disepak ini sudah hampir mengungguli simbul- simbul suatu negara. Artinya kegiatan sepakbola-nya yang lebih dikenal masyarakat dunia daripada nama negaranya sendiri. Semisal Juventus, Barcelona, Ac Milan, dan lain- lain. Bukankah hal ini merupakan contoh yang jelas bahwa pada dasarnya mengurusi bola sepak tak ubahnya seperti mengurusi kemelut negara. Tak menutup kemungkinan dan tak dapat disalahkan kalau akhirnya awam mengatakan bahwa yang diurusi bukan sekedar mengurusi bola sepak namun juga akhirnya menjadi bermain bola api.

Konflik kepentingan dalam mengurus bola api akan merambah kebidang lainnya, seperti politik, ekonomi dan sosial. Maka itulah sering mencuat statement oleh pengamat bola bahwa janganlah mencampur adukkan penyelesaikan masalah sepakbola dengan kekepentingan politik tertentu. Karena apabila mengurusi bola sepak berubah menjadi bola api tidak akan pernah segera selesai.

Kita harus segera tersadar dan menahan diri karena masalah bangsa ini bukan sekedar mengurusi sepakbola saja, tetapi banyak masalah lain yang juga meminta perhatian serius. Masalah kemiskinan, masalah kesehatan, masalah pendidikan dan lain- lain bidang yang sesungguhnya hampir semua bidang sekarang sedang punya masalah dinegeri ini. Peran pemegang otoritas negeri ini pada awalnya memang bisa dimaklumi jikalau berposisi pada sikap wait and see. Namun pada situasi dan kondisi seperti sekarang dimana bola sepak bak telah menjadi bola api, hendaknya janganlah dibiarkan. Ambilah sikap tegas yang bisa diacu, syukur- syukur bila bisa ditemukan penyelesaian masalah dengan win- win solution.        

   

Rabu, 30 Maret 2011

Penegakan Hukum Masih Samar- samar

Benarkah program pemerintah untuk memperbaiki citra penegakan hukum di Indonesia sampai dengan tahun 2011 ini belum bisa dilaksanakan dengan baik? Ditahun 2010 sampai dengan 2011 saja, banyak contoh kasus yang proses peradilannya menggantung. Seperti kasus Bank Century misalnya, sampai saat ini masih mesterius. Tidak ada kelanjutan ceritanya lagi. Peristiwa ini seolah tenggelam begitu saja. Seakan terlupakan oleh pengalihan perhatian melalui isue teror bom, unjuk- unjuk rasa oleh kalangan tertentu mengenai macam- macam tuntutan yang kesemuanya itu begitu marak dan silih berganti kejadiannya.

Kemudian Kasus Gayus Tambunan yang juga tidak tuntas. Tidak berapa lama muncul lagi kasus Susno Duadji yang hendak mengungkap Mafia Hukum dan Koroupsi di Indonesia malah menjadi bumerang kepada dirinya yang lalu justru menjadi terdakwa kasus suap atau koroupsi. Dan masih banyak lagi contoh- contoh lain yang sejenis.

Sepintas dari uraian diatas tampak upaya penegakan hukum dan pembrantasan koroupsi masih belum dapat berjalan dengan semestinya. Masih banyak mengalami hambatan dan kendala . Walhasil penegakan hukum ditanah air tercinta ini masih samar- samar. Kita ikuti saja perkembangan selanjutnya.

Rabu, 09 Maret 2011

Khadafi Ingin Menyerah


Pada awalnya melihat M. Khadafi yang ngotot mempertahakan tahtanya, agak ngeri membayangkan jika benar- benar pecah perang saudara dinegeri Arab itu. Tiba- tiba M. Khadafi berbalik arah. Bukannya tetap pada semboyan bertahan sampai titik darah penghabisan melainkan rela menyerah dengan mengajukan beberapa syarat darinya.

Mungkin kita semua turut lega saat mendengar bahwa M. Khadafi menyatakan ingin menyerah. Dengan demikian pertumpahan darah yang lebih parah dapat terhindarkan atau dapat dicegah. Dan kita perlu angkat topi kepadanya karena memang kini ia harus lengser- keprabon. Sudah cukup lama ia memegang tampuk pemerintahan, hampir 40 tahun.

Beri kesempatan bagi generasi penggantinya untuk mengadakan perubahan yang lebih cerah. Karena rakyatnya sudah terlalu lama dibawah tekanannya. Ini terbukti pada salah seorang anaknya yang membelot darinya. Bergabung dengan rakyat yang anti pemerintahan M. Khadafi.