Jumat, 10 Juli 2015

Rindu Makan Ketupat Fitri

Bagi masyarakat perkotaan makan Ketupat hari raya Fitri sangat terasa nikmatnya. Kenapa? Mungkin karena di daftar menu hariannya jarang terdaftar. Baru dibuat kalau pas hari raya saja. Lain halnya kalau masyarakat di pedesaan, hampir tiap bulan selamatan. Jadi Lontong atau ketupat pasti dibuat.

Bicara masalah makanan ketupat, aku jadi teringat masa-masa lalu. Dimana ada seorang teman yang sepertinya acara makan ketupat ini di sakral-kan sekali. Bagaimana tidak, waktu jelang hari raya kurang satu, aku sudah diteleponnya. Diwanti-wanti, diharap datang keesokan harinya pagi-pagi sekali.

Dan pada saat aku sungguh datang pada pagi hari besoknya, sekira pukul 07.30, ternyata temanku ini, sebut saja namanya Ibu Fatma (nama samaran) sudah menyiapkan makanan ketupat untukku. Diatas meja makan yang rapi dan bersih di ruang makannya, tampak olehku ditata rapi Ketupat dan Lontong itu. Kemudian ada bumbu petis dan telurnya. Ikan ayam goreng kampung. Dia bilang: "Monggo dimakan yang banyak,dihabiskan ya," suaranya terdengar sumanak (penuh kekeluargaan).

Dasar aku sudah rindu makan ketupat, maka kusembelih beberapa buah ketupat dan satu Lontong. Porsi piringku jadi gemuk sekali. Amber bahasa jawanya. Hahaha.... kusantap dengan mantap ketupat dan ikan-iakannya. Terasa nikmat betul. Apalagi rasa bumbu petisnya... aduhh mak, lezatnya. Tidak berapa lama kenyanglah sudah perutku. Puas sekali.

Ibu Fatma hanya senyum-senyum saja melihat tingkah polahku waktu makan. Seperti orang tidak pernah makan ketupat saja. Hehe.. emang jarang koq makan ketupat. Rakus sekali jadinya. Tapi Ibu Fatma dan keluarganya ikut lega dan puas juga karena bisa menjamu temannya disaat yang tepat. Diwaktu hari raya Fitri yang ceria dan berbahagia.

Ternyata makan ketupat dihari raya Fitri itu lain sekali suasana dan rasanya. Kalau makan ketupat di orang jual rujak rasanya seperti biasa saja. Mungkin karena kurang seremonial kale ya. Begitulah, bahwa ketupat Fitri lebih nikmat dari ketupat biasa. Hehehe.... koq bisa ya.

Hebatnya, acara ini dulu tiap tahun berlangsung, dimana pasti aku diundangnya kerumahnya. Tidak afdol katanya kalau belum mengundang teman kerumahnya untuk acara makan ketupat Fitri.

Sekarang, seiring waktu berjalan aku sudah jarang bertemu dengan Ibu Fatma dan keluarganya. Terutama setelah sepeninggal suaminya yang wafat karena sesuatu sakit yang dideritanya. Semua tinggal didalam kenanganku. Kebaikan hati ibu Fatma dan keluarganya tidak akan pernah terlupakan seumur hidupku.