Rabu, 19 Oktober 2011

Pembangunan yang Tersendat

Puncak kesuksesan itu bertingkat bagai anak tangga, tak pernah pepak diatasnya. Selalu saja ada yang kurang yang harus dicapai untuk meraih kesuksesan berikutnya. Hal ini dialami sepenuhnya oleh Bangsa Indonesia.

Sarana dan prasarana pembangunan fisik dilakukan semenjak awal merdeka sampai sekarang sudah 60 tahun lebih, belum juga selesai seluruhnya. Mungkin karena luasnya area negeri kita tercinta ini. Atau mungkin karena realisasi perencanaannya yang kurang sesuai dengan yang diharapkan. Atau mungkin karena perencanaannya yang terlalu tinggi dan tak seimbang dengan kemampuan implementasinya. Atau mungkin karena memang pembuatan perencanaannya yang tidak jelas sehingga sulit untuk dijabarkan dalam tataran pelaksanaannya.

Atau bisa saja mungkin karena undang- undang yang ada kurang bersifat operasional. Atau mungkin juga karena PP dan juklaknya yang tidak fokus alias kurang jelas dan sinkron satu sama lain, sehingga mengakibatkan salah penapsirannya. Atau mungkin karena Standar Operation Prosedurnya (SOP) belum dibuat secara lebih kongkret, mengakibatkan ragu- ragunya tim pelaksana pembangunan.

Hal- hal tersebut diatas menjadikan jalannya pembangunan menjadi tersendat- sendat, sehingga memakan waktu lama tidak segera dapat di realisasikan apa yang sesungguhnya sudah lama hendak dibangun. Padahal yang dibangun itu semestinya bukan saja masalah pembangunan fisik saja, juga yang non fisik mendera menjadi kebutuhan yang mendesak.

Sementara itu, pengetahuan dan keterampilan serta kharakter- jiwa  membangun bangsa ini selalu saja dipertanyakan. Mengapa banyak rencana yang mengambang dalam pelaksanaannya. Anggaran sudah disediakan namun yang terserap cuma sedikit, sekira hanya 20 %- nya saja. Mengapa?

Sampai dengan titik klimaknya ditahun 2011 ini, terjadi pergantian- pergantian personil lagi karena dianggap kurang bisa menjalankan rencana yang sudah ada. Atau sesungguhnya ada sesuatu yang salah (Some things wrong) atau seperti apa yang disebut- sebut oleh para pengamat bahwa ada salah asuh dinegeri ini.

Hmm.. apapun kendala dan hambatan yang ada, waktu terus berjalan sesuai peredarannya. Dulu ditahun 2000 an, ada yang membandingkan bahwa kemajuan dinegeri ini, adalah keadaan di tahun 60 an bagi Filipina. Jadi ketinggalan 40 tahun. Dan bahkan bila dibandingkan dengan USA, tambah jauh, ketinggalan 60 tahunan.

Dengan adanya ketinggalan yang terpaut jauh itu, apakah kita ini ingin lebih ketinggalan lagi ditahun 2011 ini? Wah.. tentu jawabannya tidak kan?! Terus bagaimana ya agar kita ini tidak ketinggalan jaman? Ahaha.. Marilah kita pikirkan bersama- sama jalan keluarnya.

Rabu, 05 Oktober 2011

Bangsa yang Banyak Masalah Sampah

Kalau disadari betul, kita ini termasuk bangsa yang banyak menghadapi masalah. Ironisnya banyaknya masalah tersebut sebagian besar masalah sampah. Bukan menghadapi masalah yang sebenarnya. Masalah yang mendera justru sebetulnya merupakan peristiwa yang semestinya tidak perlu terjadi. Seperti misalnya adanya banyak penyimpangan prosedur kebijakan pembangunan., kasus suap dan koroupsi.


Ketika membentuk rumah Indonesia dulu, bukankah sudah banyak peraturan dan perundang- undangan yang telah dibuat dan diberlakukan. Sehingga mungkin kita ini hidup disebuah negara yang memiliki peraturan perundang- undangan yang paling banyak didunia.. Selayaknya tidak lagi mempersoalkan masalah peraturan lagi.. Sebab setiap insan penyelenggara negara, tentu sudah paham akan tugas dan kewajibannya masing- masing. Dengan demikian maka segala sesuatu perencanaan yang sudah dibuat dengan susah payah bisa direalisasikan dengan baik dan lancar. Tidak tersendat lagi dengan masalah kekeliruan prosedur administrasi ketatanegaraan.

Bila semua rencana pembangunan bangsa dapat dijalankan dengan baik dan lancar sesuai skala prioritasnya, akan terasakan derap pembangunan itu. Jadi tidak seperti yang ada sekarang berjalan ditempat rasanya. Sebab banyak terjadi masalah ditataran pelaksanaan perencanaannya.tersandung oleh kejadian dan peristiwa sekitar prosedur pelaksanaannya. Lebih- lebih lagi bila ada problematika suap dan koroupsi yang sesungguhnya tidaklah perlu hal tersebut terjadi.

Walhasil rencana pembangunan yang sudah dipatok jadwal dan anggarannya terjadi distorsi disana- sini, hampir disetiap lini. Terjadi gangguan pelaksanaannya oleh sebab buruknya kinerja insan penyelenggara negara. Dengan kata lain akhirnya kita ini jadi tidak membangun- bangun. Sementara itu waktu tidak mengenal kompromi, ia berjalan terus sesuai peredarannya. Kita lalu menjadi bangsa yang cenderung tertinggal dibanding kemajuan- kemajuan yang diperoleh bangsa lain yang sama- sama dan senasib sepenanggungan sebagai negara yang sedang berkembang.

Marilah wahai semua rakyat dan bangsa Indonesia, baik itu yang berperan sebagai rakyat biasa maupun kebetulan menjadi penyelenggara negara. Kita lebih serius membangun bangsa dan negara ini agar tidak terlalu ketinggalan dengan bangsa lain. Upaya pencerdasan kehidupan bangsa dapat maju pesat. Sehingga kesejahteraan sosial yang meliputi taraf hidup yang berkualitas dan tingkat kesehatan yang sesuai dengan definisi WHO (Bio-psiko-sosio-spiritual ) dapat segera dicapai. ***