Jumat, 06 Desember 2013

Bisa Jadi Uang Datang Malapetaka Datang

Memegang Uang ditangan apalagi dalam jumlah yang banyak akan membuat orang menjadi serba tidak tenang. Keadaan ini dapat dirasakan dan dibandingkan saat orang justru sebaliknya cenderung kekurangan Uang namun dapat tidur dengan nyenyak. Kalau rasa tidak tenang sudah menyerang pada saat orang sedang memegang uang banyak biasanya seterusnya akan menjadikan orang tersebut makin tidak tenang dan panik. Dalam keadaan panik ini tidak disadarinya bahwa telah banyak uang yang dipegangnya berkurang sedikit demi sedikit jumlahnya. Kenapa kog bisa begitu? Ya sebab ketika seseorang mengalami kepanikan ia akan mencari ketenangan yang sebelumnya dimilikinya. Ia merasa kini kog sulit untuk menjadi tenang itu, terutama pada saat memegang uang banyak. Tidak tahu kapan datangnya, tiba-tiba saja kecemasan berubah menjadi merasakan ketakutan akan keadaan bahwa uang yang dimilikinya akan habis percuma.

Orang akan mencari ketenangan itu kembali padanya dengan cara mencarinya disuatu tempat yang indah atau yang jauh atau pada suatu bentuk benda tertentu yang sepertinya tadinya disukainya. Akan tetapi kemudian apa yang dicarinya tidak ia temukan. Pada titik pikir disinilah biasanya lalu uang-uang tumpah atau lepas begitu saja dari genggaman tangan yang selalu gatal untuk membelanjakan apa saja yang diinginkan untuk melegakan hatinya yang tidak kunjung lega.

Nah, persoalannya bagaimana caranya agar tidak terperangkap oleh keadaan seperti tersebut diatas. Tidak lain adalah dengan cara menyimpan uang itu diluar rumah. Tidak dipegang dengan tangan dalam jumlah yang banyak apalagi. Peganglah uang seperlunya saja. Sebagian besar yaitu yang lainnya disimpan di-lembaga pengelola jasa keuangan. Jadi agar tidak usah repot-repot memegang atau menjaganya dan lagian tidak memerlukan kekhawatiran akan habis. Ya uangnya diungsikan dan orangnya diselamatkan. Hmm.. ada-ada saja.

Minggu, 29 September 2013

Melekan Malam Mencari Inspirasi

Malam ini duduk sendiri ditemani salah satu Stasiun Televisi yang menayangkan acara malam yang berisik dan konyol sekali. Terserah mau main apa tivinya. Silahkan saja, makin berisik makin asyik kog malam-malam sendiri melekan begini. Lhoh ada apa tidak pergi tidur saja? Cari gawe aja pakai melekan segala! Itulah mungkin antara lain yang ada dibenak pembaca setelah secara kebetulan terjebak dan membaca celoteh ini. Hehe.. tenang ajalah.

Yah entahlah kenapa akhir-akhir ini keadaan datang begitu saja menghimpit. Dengan derasnya tiba-tiba masalah bertumpuk dihadapan mata. Kesemuanya tampak menunggu penyelesaian segera. Nah, oleh sebab hal-hal tsb. diatas itulah makanya sekarang tidak tidur.

Disamping untuk mencari jalan keluar terhadap masalah yang menghimpit terus yang lebih penting dari itu adalah melekan malam ini dimaksudkan juga untuk melihat, merasakan dan memahami satu-persatu apa saja yang dirasakan oleh fihak yang melakoni langsung lakon kegiatan harian yang dialami. Kemudian memberikan support atas keadaan yang ada yang terlihat. Dukungan tidak harus materi saja tapi moril juga lebih penting karena dapat memberi ketenangan dan semacam perlindungan terhadap masalah yang mendera.

Mudahan aksi tidak tidur ini besok pagi akan dapat memberikan inspirasi jalan keluar sebagai solusi tepatnya. Iya begitu kira-kira rasanya. Coba saja kita lihat besok.

Kamis, 24 Januari 2013

Dipersimpangan Jalan Orang Bisa Ragu

Ketika seseorang berjalan dijalan tunggal atau lurus, maka orang tersebut akan cenderung bergerak mengikuti alur jalan. Berbeda bila berada dijalan yang bersimpangan banyak. Semisal diperempatan, kebanyakan orang menjadi bimbang. Disini orang akan dihadapkan dengan banyak pilihan. Kemana gerangan arah yang tepat yang hendak dipilih. kemudian menjadi termangu-mangu. Menjadi ragu-ragu. Tujuan utama bisa dikalahkan oleh pikiran baru yang berubah-ubah. Itulah gambaran umum orang bila berada dipersimpangan jalan. Begitupun juga dengan yang namanya rencana kegiatan yang hendak ditempuh orang. Makin banyak yang direncanakan makin tidak fokuslah apa yang hendak dikerjakan. Jika terpaksa dilakukan dikerjakan dengan tidak sepenuh hati. Apabila keadaan Sudan demikian, bisa ditebak hasilnya, yakni hasil yang tidak maksimal. Lalu orang akan merasa gamang Dan mungkin juga galau. Hehe.. usaha yang setengah-setengah. Lalu semestinya bagaimana yang seharusnya? Tentu saja bergantung pada kuatnya niat awal yang sudah direncanakan sebelumnya dengan masak-masak. Jadi ditengah perjalanan menuju tujuan yang hendak dicapai, senantiasa memantapkan diri dalam melaksanakan semua kegiatan yang perlu dijalani. Hmm.. Oke, semoga obrolan ini dapat berarti.

Rabu, 02 Januari 2013

Sakit itu Datangnya Tak Perlu Undangan

Akhir-akhir ini yang namanya orang jatuh sakit terasa makin banyak saja jumlahnya. Suatu contoh, tidak usah jauh-jauh.Dari antara kenalan dan kerabatku, banyak sekali yang tiba-tiba jatuh sakit begitu saja. Dari sakit yang paling ringan seperti sakit Flu atau batuk-batuk, dan lain-lain sampai yang paling berat, deabet dan gangguan fungsi organ lambung, liver, jantung dan lain-lain. Termasuk gangguan keswa. Sehat dan sakit selalu silih berganti. Tapi cara datangnya berbeda. Kalau mencari sehat memerlukan semacam surat undangan. Maksudku.. sehat itu memerlukan adanya tingkat kesadaran kita untuk mengetahui tanda dan gejala adanya gangguan kesehatan. Kalau diri kita cuek atau kurang memperdulikan status kesehatan kita, entah karena disengaja atau karena ketidak tahuan akan hal-ikhwal tentang perjalanan suatu penyakit, maka keadaan begini akan menciptakan kondisi rentang sehat-sakit itu merosot nilainya. Dari keadaan merasa diri sehat ke merasa diri sakit. Iya.. merasa diri tidak sehat. Nah.., inilah maksudku bahwa sakit atau penyakit itu tidak memerlukan undangan. Sebab kita sebelumnya sudah secara sengaja atau tidak telah mengkondisikan agar si-penyakit itu datang. Jadi mungkin penyakit itu datang seperti diundang -padahal tidak diundasng- adalah disebabkan oleh adanya sikap dan perilaku kita sendiri yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup sehat. Kata pepatah hidup itu mudah, yang sulit adalah hati manusia. Hahaha.. enak aja pepatah bilang begitu. Tapi emang iya kok, orang hidup itu cenderung senang mencari kesulitan yang tidak perlu. Akibatnya karena kita tidak atau kurang bisa mengelola masalah atau kesulitan atau persoalan yang mendera diri kita; lalu tingkat stress yang dialami meninggi dan memuncak menimbulkan gejala psikis (kejiwaan) sampai somatik (membekas keraga. Terus solusinya? Kita harus tau dan ingat bahwa penyakit itu kata pakar kesehatan 90% disebabkan oleh pikiran kita sendiri. Maka dari itu.. marilah kita belajar bersama mengelola masalah-masalah hidup yang selalu mendera diri kita. Minimal dengan cara mengatakan kepada diri kita bahwa diri kita tidak mau sakit! Aku tidak mau sakit!! Hmm.. enak aja bilang begitu. Lho.. tapi cara ini mujarap loh. Kenapa ya? Mungkin oleh karena pusat pemerintahan kesadaran kita yang namanya otak itu telah memberikan aba-aba agar jangan diri kita jatuh sakit adalah didengar oleh anggota tubuh kita. Sehingga tubuh menciptakan kondisi metabolisme tubuh yang sehat. Hehehe.. ini nyontek dari buku "Cara Hidup Berpikir Positif". Uhuiii.....